Sabtu, 21 Maret 2009

SUBSTAIN ATAU TIDAKNYA GEDUNG UKDW..





Gedung UKDW yang juga merupakan salah satu bentuk arsitektur dimana bangunannya adalah berguna untuk aktivitas perkuliahan dihadapkan pada satu pertanyaan, apakah bangunan UKDW akan substain atau tidak dikemudian hari dengan beberapa factor, yakni factor elemen fisik, persepsi, aktivitas dan waktu.



Elemen Fisik

Faktor elemen fisik adalah factor-faktor yang berhubungan dengan elemen apa yang digunakan pada sebuah bangunan. Gedung UKDW memiliki beberpa elemen fisik dimana elemen-elemen tersebut melengkapi bergunanya sebuah bangunan. Elemen-elemen tersebut yakni dinding, atap, plafond, lantai, pintu, jendela serta kolom yang merupakan contoh adanya elemen fisik pada bangunan UKDW. Elemen-elemen ini dapat saja berubah dengan adanya perkembangan pemikiran tentang ruang. Misalnya saja dengan keinginan memperbesar sebuah ruang, maka elemen dinding dapat dikurangi.



Persepsi

Faktor persepsi yang merupakan kaitan erat dengan tanggapan orang-orang sekitar tentang bangunan yang digunakan juga memiliki persepsi tentang bangunan UKDW sendiri. Orang mengenal bangunan UKDW sebagai tempat pembelajaran atau perkuliahan. Persepsi orang mungkin akan berubah jika bangunan UKDW memiliki bentuk yang berbeda yang tidak seperti tempat perkuliahan pada umumnya. Disini dapat diambil contoh adalah dengan adanya gedung baru disebelah gedung lama. Adanya perbedaan persepsi yang mungkin saja terjadi yakni gedung baru merupakan gedung perkantoran dan bukan tempat untuk perkuliahan.



Aktivitas

Faktor aktivitas merupakan salah satu factor yang juga penting untuk dilihat dalam hal perubahan bangunan UKDW untuk kedepannya. Beberapa aktivitas yang terdapat disini adalah kegiatan pengembangan pribadi mahasiswa baik spiritualitas maupun rohani disamping kegiatan pembelajaran atau perkuliahan sebagai kegiatan pokok yang terjadi pada bangunan ini. Pada kedepannya, menurut saya mungkin saja bila perubahan itu terjadi. Aktivitas pada bangunan lama mungkin saja akan tergantikan dengan aktivitas lain yang lebih cocok dengan bentuk atau model bangunan tersebut.



Waktu

Faktor waktu yang merupakan factor perubahan kedepan disini terkait dengan eksistensinya. Bangunan lama merupakan bangunan tempat perkuliahan yang mungkin saja lama kelamaan akan sedikit terjadi perubahan terhadapnya sehingga perlu digantikan dengan bangunan baru yang lebih terlihat layak dalam pemakaiannya. Sehingga, waktu memberi pengaruh pada layak atau tidaknya sebuah bangunan untuk kedepannya.

Kamis, 12 Maret 2009

KRITIK KARYA ARSITEKTUR




Salah satu karya arsitektur yang saya kritik adalah bangunan Klenteng San Po Kong. Klenteng ini memiliki bentuk atap yang berbentuk melengkung dengan melancip kearah atas pada bagian sisi ujungnya. Perbedaan ruang-ruangnya adalah terletak pada ketinggian, warna lantai yang berbeda serta penataan kolom-kolom. Untuk ukuran klenteng sebagai tempat ibadah, tempat ini ditata baik dengan perbedaan hirarki yang terletak bukan pada pembatas seperti dinding atau partisi-partisi namun terletak pada perbedaan ketinggian lantai, perbedaan warna serta penataan kolom. Mungkin tidak banyak yang dapat dokritik dari bangunan klenteng ini, namun yang dapat kita tarik dengan adanya bangunan seperti klenteng ini adalah bahwa pembatas antar ruang tidak hanya dapat dibatasi dengan adanya dinding atau partisi lainnya, namun juga dengan ketinggian, warna serta penataan kolom.